Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot. Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda – beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari.
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia pada masa lalu.
James R. Brandon tahun 1967, salah seorang peneliti seni pertunjukan Asia Tenggara asal Eropa, membagi empat periode budaya di Asia Tenggara termasuk Indonesia yaitu:
- periode pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum Masehi sampai 100 Masehi (M)
- periode sekitar 100 M sampai 1000 M masuknya kebudayaan India,
- periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh Islam masuk, dan
- periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia II.
- Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai seluruh Asia Tenggara, kecuali Thailand.
Seperti yang dikatakan oleh Wardhana (1990 hal : 21-36), seni tari memiliki beberapa fungsi dan peranan, yaitu :
- Seni tari sebagai sarana upacara
- Seni tari sebagai hiburan
- Seni tari sebagai media pergaulan
- Seni tari sebagai penyaluran terapi
- Seni tari sebagai media pendidikan Seni tari sebagai pertunjukkan
- Seni tari sebagai media katarsis